Kala Aktivis Mengapresiasi Langkah Anis

Rabu, 11 Desember 2013

DSC_0255mamaktifis

Anis Matta berdiskusi dengan sejumlah aktivis dari berbagai latar belakang pada Selasa (10/12), di Matraman, Jakarta. Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengungkapkan bahwa telah terjadi kekosongan narasi sejak bergulirnya reformasi. Karenanya ia berharap ide gelombang ketiga dapat mengisi ruang kosong itu.

“Bangsa ini telah menyaksikan ledakan kemarahan kolektif. Namun setelah kemarahan itu meledak, ada apa lagi? Kita kehabisan cerita sebagai sebuah bangsa. Maka 15 tahun kemudian, sudah waktunya kita ikut berbicara. Untuk mengisi apa yang saya sebut sebagai kevakuman narasi yang kita rasakan sejak reformasi,” ungkapnya.

Anis mengaku mulai menggagas ide tentang masa depan Indonesia sejak tahun 2008. Kemudian belajar lebih banyak lagi pada tahun 2010. Dan akhirnya mengungkapkannya secara utuh melalui buku Gelombang Ketiga Indonesia yang akan terbit dalam waktu dekat.

“Sejak tahun 2008, saya mulai mengangkat ide tentang narasi keindonesiaan ke depan secara terpisah-pisah. Tidak utuh. Tetapi dari tahun 2010, karena situasi kita terutama di PKS relatif lebih tenang, saya jadi punya waktu untuk belajar lebih baik. Nah, hasilnya inilah yang saya tuangkan dalam buku tentang gelombang ketiga Indonesia,” paparnya.

Gelombang ketiga adalah gagasan Anis Matta tentang masyarakat Indonesia masa depan. Menurutnya, masyarakat gelombang ketiga memiliki lima ciri, yaitu berusia muda, berpendidikan bagus, berpenghasilan bagus, terkoneksi dengan baik, dan merupakan warga negara asli demokrasi.

Karenanya, ada dua faktor yang akan mempengaruhi masyarakat Indonesia ke depannya. “Ada dua faktor penting di masa depan. Pertama adalah faktor demografi, dan kedua adalah faktor budaya,” pungkas Anis.

Acara yang berlangsung sekitar 2,5 jam ini mendapat apresiasi yang tinggi dari para aktivis yang hadir. Abdul Aziz, seorang aktivis dari Jakarta, mengaku sangat senang bisa hadir di acara ini.

“Yang jelas saya sangat senang, karena penjelasannya sangat sistematis. Dan di situ ada cita-cita yang cocok dengan cita-cita rakyat. Yang rakyat butuh itu adalah kedekatan pemimpin dengan rakyatnya. Kalau dilihat dari segi intelektual, Bung Anis ini sangat pantas. Seorang pemimpin, mestinya seperti itu. Saya bangga bisa hadir di sini,” katanya.

Hal yang sama dirasakan oleh Sari, seorang aktivis asal Tangerang. “Acara ini menarik,” katanya. Ketika ditanya pendapatnya tentang sosok Anis Matta, gadis 18 tahun ini berpikir sejenak. Kemudian sambil tersenyum ia bilang, “Gagasan Anis Matta bagus!” (DLS/MFS)