Jakarta—Seluruh dunia marah dan berduka. Dalam sepenggal Ramadan ini, kita menyaksikan dua tragedi kemanusiaan dalam waktu berdekatan. Pertama, serangan militer brutal Israel kepada warga sipil Palestina di Gaza, dan kedua, tertembaknya pesawat MH 17 di Ukraina.
Menurut Presiden Partai Keadilan (PKS) Anis Matta, kedua insiden ini menimbulkan rasa marah dan duka, karena di tengah dunia yang makin saling bergantung (interdependen), masih ada agresi militer atas nama penguasaan wilayah.
“Kedua insiden itu mirip, (yaitu) serangan militer yang memakan korban warga sipil yang tidak berdosa. Pada MH 17 lebih menyakitkan, karena mereka sama sekali tidak terlibat dalam konflik di Ukraina,” ungkap Anis dalam akun Twitter-nya, @anismatta.
Anis mengungkapkan, dalam setiap konflik kekerasan, warga tak berdosa selalu menjadi korban yang paling terluka. Mereka juga tidak boleh cuma dianggap sebagai collateral damage (kerusakan tak disengaja atau efek samping dari suatu konflik—red), karena Allah berfirman, barang siapa membunuh seorang manusia, sama dengan membunuh semua manusia.
“Pembunuhan terhadap seorang manusia memberi rasa tidak aman kepada manusia lainnya, karena itu pembunuhan merupakan pelanggaran nilai kemanusiaan yang paling nyata,” tutur Anis.
Dalam kultwit-nya ini, Anis pun mendukung Palestina menjadi negara berdaulat dan mendesak semua pihak untuk menghentikan agresi militer Israel di Gaza.
“Kita mengutuk kekerasan berujung tragedi kemanusiaan tersebut. Kita juga menyampaikan duka kepada saudara-saudara kita di tanah air yang kehilangan keluarga, kerabat, dan sahabat dalam tragedi MH 17, juga bagi saudara-saudara kita di Belanda, Malaysia, Australia, dan negara-negara lain yang warganya menjadi korban tragedi ini,” Anis menambahkan.
Seperti kita ketahui, tragedi MH 17 memakan korban 298 jiwa yang berasal dari Belanda (154 orang), Malaysia (43 orang), Australia (27 orang), Indonesia (12 orang), Inggris (9 orang), Belgia (4 orang), Filipina (3 orang), Kanada (1 orang), dan belum teridentifikasi (41 orang). Pesawat MH 17 milik maskapai Malaysia Airlines ini diduga ditembak rudal oleh pihak yang berkonflik di Ukraina, dalam rute penerbangannya dari Amsterdam, Belanda, menuju Kuala Lumpur, Malaysia. (dnh)