Dari Rusia, Anis Matta Bicara Tentang Transisi Kepemimpinan

Kamis, 01 Oktober 2015

Keterangan: Anis Matta bertukar cinderamata bersama kepala Komite Eksekutif Kazan Denis Kalinkin

Keterangan: Anis Matta bertukar cinderamata bersama kepala Komite Eksekutif Kazan Denis Kalinkin

Usai perhelatan Musyawarah Nasional pada pertengahan September yang lalu, Partai Keadilan Sejahtera akan menggelar Musyawarah Wilayah diseluruh Indonesia pada bulan Oktober ini. Jelang momentum akbar tersebut, Anis Matta yang sedang menjalankan tugas di Rusia, menyampaikan pentingnya proses transisi kepemimpinan ini untuk dimaknai sebagai sarana pengejawantahan keikhlasan.

“Mendorong proses transfer of power semulus mungkin adalah pembuktian keikhlasan, terutama jika ada diantara Anda yang tidak dicalonkan atau dicalonkan tapi tidak terpilih,” tulisnya dalam sebuah pesan untuk seluruh ketua DPW PKS yang saat ini masih menjabat.

Lebih lanjut, Anis menambahkan bahwa sebagai individu, setiap orang harus belajar untuk tenggelam dalam organisasi.

“Fokus pada cita-cita besar kita dan pastikan kegelisahan kita seluruhnya bersumber dari fakta bahwa cita-cita itu belum terwujud,” tulisnya sambil menekankan bahwa cita-cita besar pergerakan Islam saat ini adalah mentransformasikan Islam dari sekedar identitas peradaban menjadi sistem dan institusi politik, ekonomi dan sosial.

Sistem dan Institusi inilah, menurut Anis Matta, yang kelak akan berskala global, melampaui konsep nation state. Ia menyebutnya sebagai Sistem Negara Jaringan

“Institusi yang kita cita-citakan inilah yang akan mengelola seluruh sumber daya dengan berbasis jaringan integral, untuk menciptakan pertumbuhan kesejahteraan yang berkesinambungan,” tambahnya sambil menyebutkan bahwa negara jaringan ini harus bisa memadukan etika, pengetahuan dan sumber daya sebagai sumber pertumbuhan, serta memadukan fungsi negara dan masyarakat dalam menciptakan keadilan sosial.

“Sistem ini yang diharapkan mampu menjadi kekuatan utama dunia kelima bersama Amerika, Eropa, China dan Rusia. Menjadi pelaku utama yakni berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah-masalah utama kemanusiaan saat ini seperti kebodohan, kemiskinan, kekurangan pangan dan lain sebagainya,” tulisnya lagi.

Terakhir ia menegaskan bahwa ide dan cita-cita besar seperti yang telah ia sampaikan tersebut memerlukan pendekatan yang lebih masif dan energi yang lebih besar.

“Karena itu jangan pernah takut akan kritik dan jangan pernah terpukau dengan sanjungan. Karena kritik tidak akan mampu melukai kebesaran seseorang dan sanjungan tidak akan merubah katak menjadi lembu. Fokus saja pada cita-cita besar kita,” pungkasnya.