Mekah – Meski ada kalanya sejalan, sejatinya persahabatan dan politik merupakan dua hal yang berbeda. Politik lebih ke arah strategi mencapai suatu tujuan. Sedangkan persahabatan lebih ke arah keterikatan hati. Orang yang bersahabat, boleh memiliki preferensi politik yang berbeda. Tapi, idealnya, orang yang berpolitik tidak memutus persahabatan hanya karena pilihan politik yang berbeda.
Sepertinya pemikiran itulah yang menjadi pegangan Anis Matta dalam menjalani hari-harinya. Kali ini ia mengaplikasikannya ketika menunaikan ibadah umroh bersama mantan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie.
“Alhamdulillah, menjelang Ramadan tahun ini, saya berkesempatan menunaikan ibadah umroh bersama Pak Aburizal Bakrie. Apapun yang terjadi saat musyawarah nasional Golkar, sama sekali tidak mempengaruhi persahabatan kami,” katanya.
Pernyataan Anis itu seolah menjawab kebingungan publik. Maklum, pada pertengahan Mei lalu, kepengurusan Aburizal Bakrie di Partai Golkar berakhir. Seiring dengan bergantinya pucuk pimpinan, berganti pula kebijakan partai berlambang beringin itu. Berbeda dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang memilih berada di luar pemerintahan, Golkar kini memilih mendukung pemerintah.
Kemudian Anis menegaskan, “Persahabatan lebih mulia daripada kerja sama politik. Pilihan masing-masing tetap kita hormati. Persahabatan harus jalan terus.”
Bahkan, sambung Anis, perbedaan politik bisa menjadi bahan bercanda bagi dua orang yang bersahabat.
“Saya bilang ke Pak Aburizal, sekarang halaman istana tambah teduh, dong, ya. Karena sekarang ada pohon beringinnya. Beliau tertawa saja,” katanya.
Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan, Anis mengajak masyarakat untuk bersama-sama berusaha membersihkan hati dan menjernihkan pikiran. Ia berharap suasana Ramadan menghadirkan suasana hening yang dibutuhkan bangsa ini.
“Saya, Pak Aburizal, dan beberapa teman juga berdoa semoga Allah senantiasa memberi rahmat dan hidayah bagi bangsa Indonesia,” tutupnya. (DLS)