Berapa banyak air yang kita teguk dari oase Ramadhan adalah rahasia kita pribadi dengan Allah. Harus ada ruang besar antara kita dengan Allah: kerahasiaan yang kita simpan dengan sengaja di dasar paling bawah dari kesadaran kita.
Dialog, keluhan, harapan, doa-doa, istikharah, munajat, istilham, permintaan-permintaan khusus, kebajikan tertentu yang kita tabung dalam ruang kerahasiaan itu. Ruang kerahasiaan itu adalah ruang kita sendiri dengan Allah. Yang tidak kita bagi dengan manusia, siapapun dia.
Seperti makna yang diucapkan Nabi Ya’qub atas peristiwa anaknya Nabi Yusuf Alaihimassalam, “hanya kepada Allah kuadukan semua keluh dan sedihku.” Tapi dari kanal ruh itulah Ya’qub akhirnya dengan yakin bisa berkata, “Sunnguh aku tahu sesuatu dari Allah yang tidak kalian ketahui.”
Dalam ruang kerahasiaan dengan Allah itu ruh kita merekam peristiwa bumi dengan seksama lalu memaknainya dengan mata langit. Itu membuat kita menjalani hidup dengan ruh yang ringan. Selalu terbang tanpa beban.
Kita belajar membangun ruang kerahasiaan itu dengan Allah selama Ramadhan ini. Sekarang kita sambut Idul Fitri dengan kebahagiaan yang tidak sempurna karena derita saudara-saudara kita di tempat lain. Sempatkanlah mendoakan saudara-saudara kita di Palestina, Syria, Iraq, Mesir dan lainnya.
Hati yang terus tersambung kelak akan dipertemukan dalam jalan kebangkitan sebelum dipertemukan dalam surgaNya kelak.