Semangat para relawan untuk mencalonkan Anis Matta sebagai presiden pada 2019 mulai merebak ke seluruh Nusantara. Tak ayal, semangat itu membuat Anis harus pintar-pintar mengatur waktu dan memanfaatkan teknologi untuk berkomunikasi dengan pendukungnya.
Contohnya hari ini (8/4). Minggu pagi Anis beridalog langsung relawan di Pulau Bali hingga sekitar tengah hari. Acara itu merupakan jawaban Anis terhadap deklarasi relawan se-Pulau Bali yang dilaksanakan pekan lalu.
Menjelang senja pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, ini terbang ke Jakarta. Tak lama setelah mendarat, sekitar jam 21.00 WIB Anis berorasi via videoconference dengan relawan yang sedang melakukan deklarasi di Batam.
“Kepulauan Riau adalah tempat lahirnya bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu, yang dipilih oleh para pendiri bangsa sebagai bahasa persatuan. Tak ada Kepri, tak ada Indonesia,” kata Anis.
Anis mengingatkan pendukungnya agar tidak melihat gerakan ini sebagai proyek pribadi. “Ini bukan soal Anis Matta sebagai individu, tapi soal gagasan untuk membuat Indonesia melompat tinggi sesuai potensinya,” ujar Anis.
Menurut Anis, Indonesia harus bisa mentransformasi identitas, ideologi dan modal sosial sebagai salah satu negara besar untuk menjadi kekuatan utama dunia. “Gelombang sejarah Indonesia sedang bertemu dengan gelombang sejarah dunia. Ini momentum emas yang harus dimanfaatkan oleh pemimpin bangsa,” kata alumnus Pesantren Darul Arqam, Gombara, Makassar, ini.
Indonesia, kata Anis, harus membangun dirinya dalam bidang ekonomi, teknologi dan militer, disempurnakan dengan landasan keagamaan yang kokoh, untuk menjadi kekuatan kelima dunia. “Inilah arah baru Indonesia. Kita bisa ikut mengantar dunia ke arah keseimbangan baru secara damai,” ujar Anis. Tak hanya berorasi, Anis pun melakukan dialog tanya-jawab dengan relawan.
Sebelumnya, Anis menghadiri deklarasi relawan se-Kalimantan Timur di Balikpapan dan jaringan relawan se-Pulau Sulawesi di lapangan Karebosi, Makassar. Acara di lapangan kebanggan warga Kota Anging Mamiri itu dihadiri sekitar 5.000 orang.