Deklarasi relawan Anis Matta Kalimantan Barat digelar Sabtu (14/4) di Hotel Garuda, Pontianak. Acara tersebut dihadiri lebih dari seratus orang relawan yang tersebar di 14 kabupaten/kota di provinsi ini.
“Deklarasi Relawan Anis Mata sudah digelar di beberapa daerah di Indonesia. Diperkirakan saat ini sudah ada lebih dari lima ribu relawan se-Indonesia,” ungkap Agus A Wahid, Koordinator Pusat Relawan Anis Matta Pemimpin Muda (AMPM), saat jumpa pers.
AMPM sendiri, dijelaskan dia sebagai gerakan anak muda yang terbentuk atas kesamaan visi dan misi untuk membangun Indonesia. Gerakan ini menghadirkan sosok Anis Matta sebagai pemimpin muda dan berpotensi menjadi alternatif dalam bursa calon presiden RI.
Selain AMPM, Relawan Anis Matta juga membuat gerakan baru dengan tagline Arah Baru Indoneisa (ABI). Berbeda dengan AMPM yang segmentasinya adalah pemuda di bawah usia 30 tahun, ABI menyasar masyarakat yang lebih luas dari segala segmen.
“Adapun relawan Anis Matta nantinya akan memperkenalkan kepada masyarakat tentang siapa Anis Matta, bagaimana visi dan misinya,” ungkap Juru Bicara ABI, Nandang Burhanuddin.
ABI dibentuk agar Indonesia bisa menjadi salah satu kekuatan dunia. Setidaknya ada tiga arah baru yang dimaksud oleh Anis Matta. Pertama, kata Anis harus dilakukan konsolidasi ideologi. Bagaimana mempertemukan empat komponen, yakni agama, nasionalisme, demokrasi, dan kesejahteraan dalam satu kerangka ideologis.
“Berarti harus mengakhiri konflik antara Islam dan nasionalisme serta antara Islam dan negara. Kita harus bisa mempertemukan demokrasi dan kesejahteraan,” ungkapnya dalam siaran pers.
Adapun yang kedua, lanjut dia, adalah pembangunan kapasitas negara di bidang ekonomi, teknologi dan militer untuk mamastikan delivery kesejahteraan kepada rakyat. Untuk itu, kita membutuhkan paradigma dan mesin pertumbuhan ekonomi baru untuk melipatgandakan ukuran perekonomian dan membangun fondasi kesejahteraan jangka panjang.
“Sementara agenda darurat kita sekarang adalah segera keluar dari jebakan utang luar negeri,” tuturnya.
Ketiga, menurut satu dari sembilan capres partai PKS ini, yakni mengubah pola aliansi dan kemitraan strategis global. Indonesia sejahtera pada masa Orde Baru karena bergabung dengan sistem kapitalisme global yang sedang berjaya. Untuk menjadi bangsa berdaulat dan sejajar di dunia, menurutnya tidak boleh lagi hanya menjadi follower dari kekuatan besar, sebab saat ini tidak ada kekuatan dominan dunia.