Bandung: Perlawanan, Determinasi dan Kreativitas

Sabtu, 21 April 2018

am wawancara bandung

BANDUNG – Setidaknya ada tiga karakter Bandung yang bisa menjadi inspirasi Indonesia, yaitu perlawanan, determinasi, dan kreativitas. Hal tersebut disampaikan Anis Matta saat menghadiri Deklarasi AMPM Jawa Barat, pada Sabtu malam (21/4/2018), di Teater Terbuka Dago Tea House, Bandung, Jawa Barat. AMPM, yang merupakan singkatan “Anis Matta Pemimpin Muda”, merupakan wadah para pendukung Anis Matta untuk menyalurkan kreativitas.

“Bandung merupakan salah satu kota yang paling banyak saya kunjungi di antara banyak kota lainnya. Dan jika saya ingin menjelaskan aura Kota Bandung, saya ingin mengatakan tiga hal, yaitu perlawanan, determinasi, dan kreativitas,” buka tokoh yang masuk dalam daftar “500 Tokoh Muslim Dunia Paling Berpengaruh” versi The Royal Islamic Strategic Studies Centre itu.

Anis kemudian membawa ingatan peserta ke tahun 1930. Masa itu merupakan Gelombang Pertama Indonesia, yaitu saat bangsa ini berproses menjadi Indonesia. Saat itu penjajah menuduh Sukarno hendak menggulingkan kekuasaan Hindia Belanda. Bung Karno kemudian ditangkap, dipenjara, dan diadili. Dia yang semula dianggap lemah, ternyata mampu menyulap pengadilan menjadi panggung politiknya. Macan Podium itu membacakan pledoinya yang terkenal, yaitu Indonesia Menggugat.

“Di gelombang pertama Indonesia, dari tempat inilah kita pertama kali mendengarkan gaung Indonesia Menggugat pada tahun 1930, yang dibacakan oleh Sukarno sebagai aktivis yang tertuduh ingin menggulingkan pemerintahan Hindia Belanda. Dalam proses kita menjadi Indonesia, gaung perlawanan itu menemukan momentumnya. Dan karena itu saya menyaksikan di antara karakter paling kuat dari warga kota ini, dan akhirnya juga warga Jawa Barat, itu adalah perlawanan,” jelasnya.

Pada Gelombang Kedua, lanjut Anis, Bandung kembali menjadi inspirasi. Pada Maret 1946, terjadi peristiwa Bandung Lautan Api. Peristiwa bumi hangus itu merupakan usaha agar Indonesia tidak terjajah kembali.

“Setelah kita mendeklarasikan kemerdekaan, dan kemudian kita masuk dalam gelombang kedua, yaitu membangun bangsa dan negara yang modern,  warga Bandung yang lembut ini, 200 ribu di antaranya membakar semua rumahnya. Apalagi kalau bukan untuk membuktikan bahwa kalau kita sudah merdeka, kita harus tetap merdeka. Itu determinasi,” terangnya.

Selain perlawanan dan determinasi, Bandung juga memiliki kreativitas. Anis menyebut bahwa Bandung memiliki imajinasi yang liar. Kreativitas menjadi nilai utama di fase Gelombang Ketiga Indonesia.

Dengan demikian, simpul Anis, “Kota ini adalah inspirasi tiga gelombang. Perlawanan di gelombang pertama, determinasi di gelombang kedua, dan kreativitas di gelombang ketiga. Perlawan, determinasi, dan kreativitas merupakan karakter utama sebuah bangsa yang ingin memimpin bangsa-bangsa lain.”

Deklarasi AMPM Jawa Barat ini dihadiri perwakilan kota dan kabupaten se-Jawa Barat.  Mereka berasal dari berbagai kalangan, mulai dari anak muda hingga ibu-ibu, mulai dari yang bercadar hingga yang ber-jeans bolong-bolong. Hujan yang mengguyur Bandung sejak sore tidak menyurutkan massa untuk berkumpul mendengarkan orasi Anis Matta. (DLS)