CIREBON – Masyarakat sedang dihadapkan pada krisis narasi dan kepemimpinan. Untuk itu, jika diibaratkan sebagai mobil, Indonesia membutuhkan sopir baru yang memilliki Global Positioning System (GPS). Hal tersebut disampaikan Anis Matta saat mengisi Pengajian Politik Islam Al-Jam’iyatul Washliyah. Acara bertema “Umat Islam Indonesia Menjawab Tantangan Politik Nasional dan Global” itu diadakan pada Minggu (22/04/2018), di Cirebon, Jawa Barat.
“Kita sekarang, baik secara nasional maupun global, hidup dalam dua krisis. Pertama, narasi narasi. Kedua, krisis kepememimpinan,” ungkap Anis.
Krisis narasi, lanjut lulusan Lemhanas itu, ditandai dengan munculnya banyaknya masalah, tetapi orang-orang tidak dapat menyelesaikannya. Sumber ideologi tidak mampu lagi menjawab masalah yang mereka hadapi. Karena tidak tahu jawabannya, masyarakat menjadi bingung, lalu menjadi tak terarah. Orang-orang kehilangan sense of direction, perasaan terarah.
Sedangkan krisis kepemimpinan, menurut Anis, terjadi ketika para elite di negeri ini tidak mampu memberi jawaban terhadap masalah yang banyak itu. Padahal, sejak krisis ekonomi tahun 2008, dunia menghadapi tiga ancaman global. Ketiganya adalah ketidakteraturan global (global disorder), kekacauan global (global chaos), dan ancaman perang global (global war).
Anis lalu mengambil perumpamaah untuk Indonesia, “Indonesia seperti mobil besar, CC-nya besar, penumpangnya baik-baik. Hanya saja, sopir yang mengendarai mobil ini membawa mobil bagus ini di jalur lambat, banyak polisi tidur, macet lagi.”
Untuk itu, masyarakat saat ini membutuhkan sopir yang punya GPS sehingga mengetahui peta jalan. Dengan demikian, sopir baru tersebut bisa membawa mobil besar ini dari jalur lambat menuju jalan tol. Ini supaya mobil besar tersebut bisa melaju sesuai dengan kapasitasnya.
“Dengan demikian kita memerlukan dua hal. Pertama, GPS. Itu yang saya maksud dengan ‘Arah Baru Indonesia’. Kedua, sopir baru. Jadi kalau ada arah baru, seharusnya juga ada wajah baru,” pungkas tokoh yang masuk dalam daftar “500 Tokoh Muslim Dunia Paling Berpengaruh” versi The Royal Islamic Strategic Studies Centre itu. (DLS)